Jual HDY Baby Bag @ http://TasBayi.JawaraShop.com
Seorang ibu berumur 70 tahun berhasil
diselamatkan setelah berjuang mempertahankan diri dari gempa dan tsunami
di Jepang utara tgl 11 Maret 2011 lalu. Dari saat gempa sampai
ditemukan ibu ini, maka ibu ini telah berjuang selama 92 jam. Sungguh
suatu yang mengherankan. Dilihat dari umur, sudah bisa dibayangkan
betapa beratnya di usia itu untuk bisa bertahan hidup lebih dari 3 hari.
Pada saat diketahui ibu ini masih hidup
dan semua baik, maka tentu saja semua lega. Ibu ini juga tentu sangat
lega sekali karena tertolong setelah berjuang selama 92 jam. Kejadian
ini sangat menunjukan sifat orang jepang yaitu “gaman” (sabar) dan
“akiramenai” (tidak putus asa), serta tentu saja suatu miracle.
Berita tentang diselamatkan ibu ini
tentu salah satu peran dari media massa (tv dan surat kabar). Pers atau
media massa memang tidak saja mengabarkan tentang dahsyatnya gempa atau
tsunami, tetapi juga memberikan kabar gembira serta bantuan untuk para
pengungsi. Begitu luasnya daerah yang kena tsunami, sehingga tempat
penampungan sementarapun cukup banyak jumlahnya. Ternyata tidak semua
tempat penampungan dilengkapi dengan telpon umum yang didukung oleh NTT.
Ada tempat penampungan yang sama sekali
belum bisa menghubungi saudara-saudaranya. Kebetulan hari ini ada
stasiun TV yang mengirim staffnya untuk meliput keadaan di tempat
pengungsian. Suatu hal yang sangat bagus. Saat itu langsung digunakan
untuk sarana menghubungi saudara-saudara dari para pengungsi. Pengungsi
diberi kesempatan omong di depan kamera dan mengabarkan ke
saudara-saudaranya bahwa mereka selamat dan berada di tempat
pengungsian.
Selain itu bisa juga menuliskan di kertas
tentang siapa yang hendak dihubungi, lalu kamera TV menyorot kertas
itu. Dengan cara ini, saudara-saudara yang tidak bisa kontak via telpon,
bisa tahu dengan siaran TV ini. Ini juga suatu tanda bahwa semua
saling membantu dan bekerja sama. Media massa menggunakan fungsinya
sebagai penghubung.
Kebersamaan dengan mereka yang tertimpa
bencana juga ditunjukan di setiap kegiatan yang ada. Pagi-pagi benar di
pusat perdagangan sayuran, para pedagang sebelum mereka melakukan
lelang atau jual beli sayuran, bersama-sama mereka mengheningkan cipta
untuk korban yang meninggal dan yang hilang. Beberapa kegiatan olah
raga, sebelum mulai pertandingan, para atlet dan juga bersama semua
penontonnya bersama-sama mengheningkan cipta. Kegiatan pengumpulan dana
secara spontan pun banyak dimulai di beberapa tempat.
Seperti yang saya tulis sebelumnya,
selain kereta dan rumah tinggal serta pertokoan, usaha penghematan
pemakain listrik juga dilakukan di beberapa pabrik. Pabrik mengurangi
jumlah jam kerja, seperti Toyota, Sony, dan Panasonic.
Kekawatiran memang masih ada. Memang
situasinya belum pulih kembali. Kegiatan bisnis juga belum berjalan
normal kembali. Pada hari selasa (15 Maret 2011), 4 hari setelah gempa
dan tsunami, beberapa warga asing meninggalkan jepang. Kebanyakan,
ibu-ibu yang mempunyai anak kecil. Mereka pulang ke negara
masing-masing, mungkin lebih merasa aman.
Sebagian pulang karena banyak pekerjaan
yang ditunda, sehingga pekerjaan tidak ada. Selain itu, keluarga di
negara asal khawatir akan situasi di Jepang. Demikian berita yang
diambil di Narita Airport hari ini.
0 komentar:
Posting Komentar