Curhat. Kata yang kemudian menjadi pembicaraan banyak kalangan saat ini. Apalagi setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dituding sering membela diri ketika banyak orang yang menyudutkan citra
dirinya. SBY dibilang sering curhat kepadanya rakyatnya.
Curhat. Merupakan akronim dari Curahan Hati. Atau ada juga yang menyebut curhat adalah pelafalan Indonesia
dari kata berbahasa inggris, cure heart atau hati yang luka. Namun
akronim dari curahan hati nampaknya lebih populer. Beberapa waktu
belakangan, pelafal bahasa indonesia sepertinya semakin kreatif dalam menciptakan singkatan atau akronim baru bahkan dari gabungan kata yang tidak lazim.
Sebut saja jadul, akronim dari jaman
dulu. Lola dan lemot, masing-masing akronim dari loading lama dan lemah
otak. Dua akronim ini sering dipakai untuk menyebut kinerja perangkat
komputer yang lamban. Atau yang ini, Alay. Istilah terakhir ini akronim
dari kata anak layangan. Erwin Hutapea, penyelaras bahasa portal berita
kompas.com, menyebut tidak begitu jelas maksud atau arti layangan di
sini. Namun, karena perilaku layangan yang ketika dimainkan harus
ditarik dan diulur, kemudian dijadikan perumpamaan kepribadian remaja
yang masih labil. Artinya, bisa berubah-ubah karena ada tarikan dari
sana-sini sesuai dengan pengaruh di sekitarnya.
Selain Alay, ada lagi Ababil
atau ABG labil. ABG sendiri sudah singkatan, masih dijadikan akronim
pula. Anak muda memang pandai untuk urusan singkat-menyingkat kata.
Masih ingat dari mana asal kata Bokap, Nyokap, Boker atau yang
sejenisnya. Kata Bokap (Ayah) dan Nyokap (Ibu) bahkan disingkat lagi
menjadi Bonyok. Kata seperti ini bermula dari tambahan imbuhan “ok”,
“oke”, atau “oka” pada tengah kata.
0 komentar:
Posting Komentar