Aku pernah menulis bahwa kadang hal yang baik itu pantas untuk ditunggu
(The Power of Cinta). Namun ucapan Mario Teguh semalam membangunkan aku
dari lamunanku. Beliau berkata, hal hal yang baik datang bagi yang
menunggu, tetapi tidak bagi yang menunggu terlalu lama. Yang aku sadari,
mungkin aku terlalu lama menunggu sesuatu yang absurd, terlalu abstrak
untuk diharapkan. Yang kuakui, apa yang kulakukan selama ini hanyalah
menunggu dan berharap. Seperti kebanyakan masyarakat indonesia diluar
sama yang telah kekenyangan menonton sinetron yang menjual mimpi. Aku
sadari, aku telah jengah akan mimpi. Mimpi dan penundaan itu tidak bisa
hidup dalam satu hati, mimpi dan penungguan itu tidak bisa disamakan
dengan kata sabar, ia hanyalah alasan, alasan untuk mencekoki pikiran
gundah ini dengan pil ekstasi yang bernama lamunan.
Seperti kata
pak mario, Melakukan atau tidak, memulai atau menunda, kedua-duanya
menggunakan waktu, tapi hanya satu yang memiliki kesempatan untuk
berhasil. Semanis apapun kita mendefinisikannya, mimpi itu selamanya
hanya lamunan omong kosong bagi jiwa yang enggan keluar rumah
berkeringat menjemputnya. Gagal atau tidak dalam mendapatkannya,
sebenarnya tidak masalah. Karena keberuntungan itu lebih berpihak kepada
yang kurang pandai tetapi banyak mencoba daripada kepada mereka yang
pandai tetapi tidak bertindak apa-apa. Jika kita merasa takut dengan
kegagalan dan penolakan, maka seharusnya janganlah berani untuk
bermimpi. Jalani saja kehidupan yang membosankan ini dan matilah dalam
penungguan hingga tidak ada orang lain yang menganggapmu penting.
Fakta bahwa kita berani memimpikannya, seharusnya menyadarkan kita
bahwa kehidupan yang disajikan dihadapan kita saat ini tidak memuaskan
keinginan kita, bahwa ada sesuatu diluar daya upaya kita yang ingin kita
miliki, namun saat ini belum bisa kita dapatkan karena suatu sebab
diluar kehendak kita. Dari sini seharusnya menggugah kita untuk berharap
dan melangkah keluar rumah mencari impian tersebut. Disinilah tempat
aku terjelembab berulang kali. Aku sering marah pada diriku sendiri
terhadap waktu yang kuhamburkan sia-sia dalam penantian yang terlalu
lama, bahwa aku gagal meresapi pelajaran “membuat kesalahan dan bahkan
gagal dalam melakukan sesuatu yang berguna adalah lebih baik daripada
tidak pernah salah karena tidak melakukan apapun”. Menjadi perfeksionis
itu tidak masuk akal, sepertinya aku lupa pelajaran dari tulisanku
sendiri.
Bagaimanapun juga, kita tidak pantas mengharapkan
sesuatu yang besar jika kita tidak berbuat yang pantas untuk
menyambutnya. Arti menunggu itu akan menjadi benar jika kita juga
mengupayakannya dengan usaha, bukan berpangku tangan mengharu biru dalam
doa. Seperti peribahasa
“To accomplish great things, we must not only act, but also dream, not only plan, but also believe”
KEMARIN ADALAH KENANGAN HARI INI,DAN ESOK ADALAH IMPIAN HARI INI :)({})
:)
Minggu, 04 November 2012
Arti Menunggu
Diposting oleh Unknown di 06.42
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar