KEPUNAHAN belakangan ini
menjadi musuh utama species di seluruh permukaan bumi. Khusus bagi
kesepuluh species itu, kepunahan merupakan ancaman di depan mata.
Berbagai alasan menjadi penyebab terancamnya keberlangsungan mereka.
Mulai dari perburuan, hilangnya habitat, sampai rendahnya tingkat
reproduksi.
Ironis bagi Indonesia, dari
daftar sepuluh species terancam punah yang dikeluarkan oleh Live Science
pada Agustus lalu dua di antaranya berasal dari Nusantara.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) tertangkap kamera tersembunyi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). (Leuser International Foundation/Mongabay).
10. Badak Sumatra
Badak Sumatra merupakan species badak terkecil. Biasa ditemukan di hutan hujan atau rawa di India dan Asia Tenggara. Dewasa ini jumlah badak itu diperkirakan hanya tinggal 300 ekor. Penyebab utamanya keterancaman badak sumatra? Perburuan ilegal demi cula yang mencapai harga lebih dari Rp285-jutaan per kilogram di pasar gelap.
Selain itu, habitat mereka semakin terpinggirkan karena pembangunan manusia. Masalah bertambah karena kebun binatang pelestari sulit mengembangbiakkan species langka ini.
9. Paus Western Gray
Meski sudah dilindungi sejak tahun 1947, populasi paus western gray (Esrichtiius robustus) gagal pulih total. Dari 100 ekor paus ini, hanya 23 di antaranya betina produktif.
8. Serigala merah
Serigala merah (Canis lupus rufus) berhasil melewati masa Pleistosen. Namun, gagal bertahan di dunia modern manusia. Dulunya, serigala ini menyebar di tengara Amerika Serikat. Tapi populasi serigala merah akhirnya menurun tajam setelah adanya program kontrol predator dan hilangnya habitat. Diperkirakan hanya tinggal 100 individu tersisa di alam liar Carolina Utara. 150 lainnya menjadi penghuni fasilitas penangkaran di seluruh wilayah AS.
7. Harimau Siberia
Jumlah harimau siberia (Panthera tigris altaica) yang masih hidup di alam bebas diperkirakan hanya berjumlah 350-450 ekor. Ancaman utamanya adalah perburuan untuk bulu dan tulangnya.
6. Black-footed ferret
Musang Black-footed ferret (Mustela nigripes) terancam kehidupannya karena pembangunan fasilitas untuk manusia yang hanya menyisakan habitat kurang dua persen dari ukuran aslinya.
5. Buaya Pilipina
Meski dilindungi, survei di tahun 1995 menyebutkan jumlah buaya Pilipina (Crocodylus mindorensis) hanya tersisa 100 ekor dewasa.
4. Gorila gunung
Populasi gorila gunung (Gorilla beringeiberingei) berkurang drastis karena penggundulan hutan, perburuan, dan perdagangan menjadi hewan peliharaan. Membuat populasi mereka hanya tersisa 720 individu di alam liar.
3. Hiu Gangga
Sesuai namanya, ikan hiu gangga (Glyphis gangeticus) menghuni Sungai Gangga, India. Penyebab kepunahan species ini berasal dari perburuan liar, hilangnya habitat karena polusi air, dan meningkatnya penggunaan sungai oleh masyarakat.
2. Orangutan Sumatra
Orangutan dari Indonesia ini mengalami nasib terancam punah karena hal yang sama: perburuan dan hilangnya habitat. Selain itu, orangutan sumatra (Pongo abelii) sulit bertambah karena siklus reproduksi yang rendah. Seekor orangutan betina hanya mampu memproduksi tiga keturunan sepanjang hidupnya.
1. Burung condor california
California condor (Gymnogyps californianus) punya masa hidup hingga 50 tahun. Namun, perburuan, racun, dan hilangnya habitat, menjadikannya salah satu burung paling langka di dunia. Bahkan pada era 1980-an, burung ini nyaris tak tersisa. Berkat usaha pelestarian, saat ini masih ada 332 ekor condor yang tersisa, 152 di antaranya di alam bebas. (gc/bh)
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) tertangkap kamera tersembunyi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). (Leuser International Foundation/Mongabay).
10. Badak Sumatra
Badak Sumatra merupakan species badak terkecil. Biasa ditemukan di hutan hujan atau rawa di India dan Asia Tenggara. Dewasa ini jumlah badak itu diperkirakan hanya tinggal 300 ekor. Penyebab utamanya keterancaman badak sumatra? Perburuan ilegal demi cula yang mencapai harga lebih dari Rp285-jutaan per kilogram di pasar gelap.
Selain itu, habitat mereka semakin terpinggirkan karena pembangunan manusia. Masalah bertambah karena kebun binatang pelestari sulit mengembangbiakkan species langka ini.
9. Paus Western Gray
Meski sudah dilindungi sejak tahun 1947, populasi paus western gray (Esrichtiius robustus) gagal pulih total. Dari 100 ekor paus ini, hanya 23 di antaranya betina produktif.
8. Serigala merah
Serigala merah (Canis lupus rufus) berhasil melewati masa Pleistosen. Namun, gagal bertahan di dunia modern manusia. Dulunya, serigala ini menyebar di tengara Amerika Serikat. Tapi populasi serigala merah akhirnya menurun tajam setelah adanya program kontrol predator dan hilangnya habitat. Diperkirakan hanya tinggal 100 individu tersisa di alam liar Carolina Utara. 150 lainnya menjadi penghuni fasilitas penangkaran di seluruh wilayah AS.
7. Harimau Siberia
Jumlah harimau siberia (Panthera tigris altaica) yang masih hidup di alam bebas diperkirakan hanya berjumlah 350-450 ekor. Ancaman utamanya adalah perburuan untuk bulu dan tulangnya.
6. Black-footed ferret
Musang Black-footed ferret (Mustela nigripes) terancam kehidupannya karena pembangunan fasilitas untuk manusia yang hanya menyisakan habitat kurang dua persen dari ukuran aslinya.
5. Buaya Pilipina
Meski dilindungi, survei di tahun 1995 menyebutkan jumlah buaya Pilipina (Crocodylus mindorensis) hanya tersisa 100 ekor dewasa.
4. Gorila gunung
Populasi gorila gunung (Gorilla beringeiberingei) berkurang drastis karena penggundulan hutan, perburuan, dan perdagangan menjadi hewan peliharaan. Membuat populasi mereka hanya tersisa 720 individu di alam liar.
3. Hiu Gangga
Sesuai namanya, ikan hiu gangga (Glyphis gangeticus) menghuni Sungai Gangga, India. Penyebab kepunahan species ini berasal dari perburuan liar, hilangnya habitat karena polusi air, dan meningkatnya penggunaan sungai oleh masyarakat.
2. Orangutan Sumatra
Orangutan dari Indonesia ini mengalami nasib terancam punah karena hal yang sama: perburuan dan hilangnya habitat. Selain itu, orangutan sumatra (Pongo abelii) sulit bertambah karena siklus reproduksi yang rendah. Seekor orangutan betina hanya mampu memproduksi tiga keturunan sepanjang hidupnya.
1. Burung condor california
California condor (Gymnogyps californianus) punya masa hidup hingga 50 tahun. Namun, perburuan, racun, dan hilangnya habitat, menjadikannya salah satu burung paling langka di dunia. Bahkan pada era 1980-an, burung ini nyaris tak tersisa. Berkat usaha pelestarian, saat ini masih ada 332 ekor condor yang tersisa, 152 di antaranya di alam bebas. (gc/bh)
0 komentar:
Posting Komentar